VITAMIN A UNTUK ANAK KITA
Narasumber: Elly Risman, Psi.
(Direktur dan Psikolog Yayasan Kita dan Buah Hati)
Tantangan zaman yang luar biasa berat bagi anak-anak kita saat ini
membutuhkan Vitamin A (Ayah) yang memiliki peranan sangat penting dalam
proses tumbuh kembang anak.
Ayah…
Engkaulah nahkoda, penentu Garis Besar Haluan Keluarga, engkau yang menentukan kemana keluarga kita akan kau bawa.
Engkau bukan hanya pencari rizki yang penuh berkah, yang menyediakan
makanan lezat dan pakaian yang hangat, serta rumah dan isinya yang tak
mudah berkarat, bagi kami kau adalah pembimbing anak dan istri yang
hebat.
Ayah...
Engkau adalah pembuat kebijakan dan peraturan, engkau pula yang menentukan standar keberhasilan.
Ayah..
Engkau senantiasa melakukan pemantauan dan perawatan terhadap kami dan harta benda yang kau titipkan.
Ayah..
Luangkan waktumu lebih banyak lagi ya. Obrolan sederhana yang kau bangun dengan anak kita, membuat ia menjadi anak yang:
- Tumbuh menjadi orang dewasa yang suka menghibur.
- Punya harga diri yang tinggi.
- Prestasi akademis di atas rata-rata, dan
- Lebih pandai bergaul.
Ayah lain yang kurang ngobrol dan bercengkrama dengan anak, ternyata menyebabkan anak perempuannya:
- Cenderung mudah jatuh cinta dan mencari penerimaan dari laki-laki lain.
- 7-8 kali lebih mungkin memiliki anak diluar pernikahan.
- Cenderung suka lelaki yang jauh lebih tua, dan
- Cenderung lebih mudah bercerai.
Ternyata hal ini berlaku pada anak perempuan dari latar belakang sosial ekonomi apapun.
Sedangkan anak laki-laki yang jarang diajak ngobrol oleh ayahnya:
- Lebih beresiko terlibat pornografi, narkoba, dan tindak kriminal.
- Cenderung lebih cepat puber di usia yang lebih muda.
- Cenderung join a gang, dan
- Cenderung menemui kesulitan mendapatkan atau mempertahankan pekerjaan di masa dewasa.
Ciri anak yang kekurangan vitamin A adalah lebih rentan terhadap peer pressure.
Ayah…
Ingat yuk peran kita sebagai orangtua; anak itu AMANAT; kita
mendapatkan tugas dari Allah untuk mengasuh dan membesarkan anak dengan
baik dan benar. Sebab itu butuh perjuangan (pikir, rasa, jiwa, tenaga,
waktu dan biaya).
Ayah…
Yuk pimpin keluarga dengan membuat
Visi Pengasuhan bersama Ibu. Visi membuat Ayah dan Ibu lebih mudah
mengayuh bahtera keluarga bersama-sama.
Ayah…
Mari kita terus
perbaiki pola pengasuhan selama ini. Anak kita perlu mendapat validasi
dari kita agar ia tidak perlu mencari dari orang lain. Ia membutuhkan
3P:
- Penerimaan.
- Penghargaan, dan
- Pujian.
Ayah..
Mari kita bedakan pola pengasuhan anak laki-laki dan perempuan kita, sebab:
- Otak mereka berbeda.
- Tugas dan tanggung jawab mereka kelak dewasa juga berbeda.
Sehingga, tujuan pengasuhannya pun berbeda. Anak laki-laki kita kelak
mengemban tanggungjawab yang lebih besar daripada anak perempuan kita.
Selain menjadi hamba yang bertakwa dan berperan di masyarakat, anak
laki-laki kita kelak akan menadi pendidik dan pengayom keluarga.
Ayah…
Penting sekali vitamin A bagi anak; bukan hanya meluangkan ‘waktu
lebih’, tapi kuantitas dan kualitas berjalan seimbang. Tidak hanya
terlibat secara fisik, tapi melakukan authoritative parenting (kasih
sayang tinggi – tuntutan tinggi, yakni orangtua memberikan dorongan,
dukungan, perhatian dan menawarkan perhatian tanpa kekerasan).
Ayah…
Biasakan tanya perasaan anak kita setiap hari ya, itu berarti kau
sedang membangun kekuatan emosi dan kedekatan batin dengan mereka. Ingat
PERASAAN ya Yah...!
Biarkan dirimu menjadi tempat curhat
anak-anakmu, tempat mereka meluapkan perasaannya. Kalian bisa ngobrol
tentang apa saja, tentang hal-hal yang pribadi, tentang hal yang
menyenangkan, tentang kesulitan yang dialami, tentang hal yang yang
dianggap tabu dan menjadi tantangan anak zaman sekarang.
Ayah…
Berikan pondasi bagi anak-anakmu agar kelak mereka kuat dan mampu berdiri sendiri dengan arif dan disayangi banyak orang.
Ayah..
Peranmu tak tergantikan untuk membantu Ibu membesarkan anak yang sehat
dan bahagia, yang nantinya akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat
dan kestabilan Negara.
Save our children
Yuuuuk dibagikan kepada para ayah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar